"Air
matamu bisa habis jika kau menangis terus,!”, itu kata kakakku. Tapi itu dulu,
aku yang sekarang bukanlah orang yang akan tertipu dengan kata-kata penghibur
seperti itu.
Memang sempat terlintas dibenakku. Ingin rasanya ketika aku menangis ada yang memelukku. Ada yang merelakan pundaknya untuk tempat ku bersandar. Ada yang menyediakan tangannya untuk merengkuhku dalam pelukannya dan membiarkanku menangis disana.
Tapi mana mungkin. Aku terlalu tertutup. Tak mudah bagiku membagi ceritaku pada orang lain. Aku menutupi itu semua dengan sok peduli pada orang lain. Padahal aku tak pernah memperdulikan diriku sendiri. Aku selalu memakai topeng untuk menyembunyikan semua kesedihanku.
Memang sempat terlintas dibenakku. Ingin rasanya ketika aku menangis ada yang memelukku. Ada yang merelakan pundaknya untuk tempat ku bersandar. Ada yang menyediakan tangannya untuk merengkuhku dalam pelukannya dan membiarkanku menangis disana.
Tapi mana mungkin. Aku terlalu tertutup. Tak mudah bagiku membagi ceritaku pada orang lain. Aku menutupi itu semua dengan sok peduli pada orang lain. Padahal aku tak pernah memperdulikan diriku sendiri. Aku selalu memakai topeng untuk menyembunyikan semua kesedihanku.
"Kebahagiaan
memang tak pernah dapat dinilai, hanya dapat dirasakan. Karena makna
kebahagiaan akan datang dengan sendirinya seperti kita memaknai hidup ini."
0 komentar:
Posting Komentar